Bandar Lampung (terdidik.id) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandar Lampung terus menunjukkan tren penurunan sepanjang 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, tercatat 357 kasus DBD terjadi sejak Januari hingga September 2025, dengan angka yang menurun setiap bulannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi A. Temenggung, mengatakan jumlah kasus DBD terbanyak ditemukan pada Januari sebanyak 58 kasus, kemudian terus menurun hingga hanya 20 kasus pada September.
“Secara total ada 357 kasus sepanjang 2025, tapi jumlahnya terkendali dan terus menurun setiap bulan,” ujarnya, Senin, 27 Oktober 2025.
Muhtadi memastikan layanan kesehatan di Bandar Lampung tanggap dalam menangani pasien DBD. Seluruh fasilitas kesehatan siap memberikan tindakan medis cepat, sehingga tingkat fatality rate akibat DBD tahun ini mencapai 0 persen.
“Dari ratusan pasien DBD sepanjang tahun ini, kami memastikan tidak ada yang meninggal dunia,” tegasnya.
Penurunan kasus DBD, lanjut Muhtadi, merupakan hasil dari program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan secara masif. Program ini dilaksanakan melalui penyuluhan perilaku 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, dan Menghindari gigitan nyamuk) dengan melibatkan kader posyandu serta aparatur kelurahan.
“Upaya yang paling efektif mencegah DBD adalah PSN melalui kegiatan 3M Plus yang rutin dilakukan masyarakat di lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, Dinkes juga melakukan penyelidikan epidemiologi setiap kali ada laporan kasus baru. Jika hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan pasien positif DBD, fogging dilakukan secara selektif untuk mencegah penyebaran virus ke wilayah lain.
Muhtadi menambahkan, memasuki masa pancaroba menuju musim hujan, masyarakat diminta menjaga lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk.
“Kami imbau warga tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah, terutama pada barang bekas yang bisa menampung air,” ujarnya.
Dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, Dinkes optimistis tren penurunan kasus DBD di Bandar Lampung dapat terus dipertahankan hingga akhir tahun.
Meski tren kasus DBD menurun, masyarakat diminta tetap waspada menjelang datangnya musim hujan. Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Provinsi Lampung, Ismen Mukhtar, mengingatkan bahwa penyakit endemik seperti DBD berpotensi meningkat saat curah hujan tinggi dan terjadi banjir.
“Yang perlu diwaspadai sebenarnya bukan penyakit baru, tapi penyakit endemik seperti DBD yang bisa meningkat setelah banjir atau genangan air,” ujarnya.
Ismen menjelaskan, peningkatan kasus DBD umumnya tidak terjadi saat banjir berlangsung, melainkan setelah air surut dan muncul banyak tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
“Kadang-kadang saat banjir tidak ada kasus, tapi setelah genangan surut justru banyak yang sakit. Karena itu kebersihan lingkungan pascabanjir sangat penting,” kata dia.(**)






