Bandar Lampung (terdidik.id) — Pemerintah Provinsi Lampung bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung meluncurkan bank sampah di 5 sekolah di Bandar Lampung. Kegiatan itu menjadi bagian dalam peringatan hari Indonesia Menabung 2025.
Salah satu sekolah yang menjadi pilot project adalah SMKN 1 Bandar Lampung yang berkola dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai pendamping. Menurut Kepala Sekolah, Armina, dalam pelaksanaannya semua sekolah akan bekerja sama dengan Bank Sampah Sahabat Gajah dan didampingi oleh beberapa bank milik negara.
Setiap sekolah menyiapkan 20 peserta didik dari kelas 11 untuk belajar tentang bank sampah di Bank Sahabat Gajah. Setelah mendapatkan pengetahuan, mereka akan diminta untuk menyampaikan manfaat bank sampah kepada teman-teman seangkatannya di sekolah.
“Mereka akan belajar tentang bank sampah terlebih dahulu dan diarahkan untuk membuka rekening tabungan di bank yang menjadi pendamping,” ungkapnya, Kamis, 21 Agustus 2025.
Dalam pengelolaannya sekolah mendapatkan bantuan tenda pelayanan dan timbangan sampah. Kemudian sekolah bekerja sama dengan Bank Sampah Sahabat Gajah untuk menjual sampah-sampah yang dikumpulkan siswa.
Nantinya, hasil penjualan sampah di bank sampah Sahabat Gajah itu akan langsung masuk ke rekening pribadi peserta didik. Sehingga program itu tidak hanya mengajarkan siswa untuk peduli lingkungan, tapi juga kebiasaan menabung.
“Jadi mereka ini juga secara tidak langsung menabung uang dari hasil sampah yang mereka kumpulkan di sekolah,” kata dia.
Armina juga berharap, program ini bisa menumbuhkan kesadaran lingkungan bagi murid dan menyebarkannya ke luar sekolah. Sehingga nantinya mereka tidak hanya memilah dan mengumpulkan sampah di sekolah tapi juga di lingkungan tempat tinggal.
“Harapan kalau bisa mereka ini memberi tahu ke orang tua dan saudaranya di rumah bahwa sampah itu punya nilai ekonomis, dan menjadi kebiasaan positif,” jelasnya.
Selain SMKN 1 Bandar Lampung, 4 sekolah lain yang menjadi pilot project adalah SMKN 4 Bandar Lampung didampingi Bank Lampung, SMAN 1 Bandar Lampung didampingi BNI, SMAN 2 Bandar Lampung didampingi BRI, dan SMAN 9 Bandar Lampung didamping Bank Mandiri.
Peluncuran program itu dilakukan di Aula SMAN 2 Bandar Lampung oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela. Dalam kesempatan itu Jihan menyampaikan, kelestarian lingkungan bulan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi merupakan tanggung jawab bersama. Perlu ada kesadaran yang tumbuh dan dimiliki oleh masyarakat untuk membantu pemerintah menjaga lingkungan.
Salah satu persoalan dalam kerusakan lingkungan adalah pengelolaan sampah yang tidak optimal. Untuk itu pihaknya berinisiatif membentuk bank sampah di tingkat sekolah untuk mengenalkan kepada generasi muda tentang pengelolaan sampah yang baik.
“Pengelolaan sampah ini sangat penting untuk keberlangsungan lingkungan hidup, sehingga ini harus diketahui mulai dari anak-anak muda,” ucapnya.
Menambahkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung, Thomas Amirico menyampaikan, pembentukan bank sampah di 5 sekolah itu merupakan awal dari gerakan pelestarian lingkungan di sekolah.
Dia menargetkan, ke depan setiap sekolah memiliki bank sampah yang dikelola dengan baik. Menurutnya keberadaan bank sampah di sekolah sangat penting, selain membangun kesadaran lingkungan bagi siswa, juga mengurangi sampah yang dihasilkan di sekolah setiap harinya.
“Dari bank sampah ini kita ingin memberi pemahaman kepada peserta didik tidak semua sampah itu harus dibuang sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan,” jelasnya.
Siswa akan terlibat langsung dalam pengelolaan bank sampah di sekolah. Sehingga peserta didik tahu bagaimana cara pemilahan sampah dan melakukan daur ulang.
“Tidak semua sampah harus dibuang, ada yang bisa didaur ulang bahkan bisa menjadi tabungan,” kata dia.(**)