Akses dan Mutu Pendidikan Jadi Sorotan PGRI

Humaniora50 Dilihat

Bandar Lampung (terdidik.id) — Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyoroti persoalan akses dan mutu pendidikan. Menurut Ketua Departemen Pembinaan & Pengembangan Lembaga Pendidikan PGRI, James F Tomasouw, kedua hal tersebut merupakan kunci dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Dia menjelaskan, untuk mewujudkan mutu pendidikan maka yang menjadi pembahasan adalah kualitas SDM-nya. Peningkatan kapasitas guru hari ini harus berorientasi terhadap kebutuhan pendidikan di masa depan.

Menurutnya, pembelajaran di masa depan tentu akan berkaitan dengan digitalisasi, sehingga pengetahuan digital harus dimiliki oleh para pengajar. Namun guru juga tetap harus memiliki pemikiran yang kritis untuk terus berkembang. Jangan sampai guru mengajar namun tidak melakukan adaptasi dengan kebutuhan pembelajaran di zamannya.

“Harus menguasai digital, harus berfikir kritis maka untuk bisa menghasilkan guru yang bermutu didorong dilakukan peningkatan kompetensi dan keahlian,” ungkapnya dalam Seminar PGRI Go Public, Fund Education, di SMKN 4 Bandar Lampung, Rabu, 24 September 2025.

Kemudian, akses pendidikan yang mudah juha menjadi kunci dalam peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya di Lampung tapi juga di Indonesia. Guru dan peserta didik harus diberikan kemudahan dalam mengakses konten pendidikan.

Kelengkapan fasilitas yang tentu akan menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal itu akan membuat peserta didik lebih mudah menangkap dan memahami materi pelajaran.

“Harus diperhatikan adalah di era digital maka harus ada kemudahan akses konten Pendidikan pembelajaran di sekolah,” ujar James.

Menambahkan, Kadisdikbud Lampung, Thomas Amirico mengaku saat ini pihaknya sedang fokus kepada kualitas pengajar. Dia sedang melakukan transformasi besar untuk memastikan kompetensi guru sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah.

Bahkan dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar tes kompetensi kepada seluruh guru di seluruh sekolah. Guru harus memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga murid bisa menerima materi dengan baik.

“Jadi jelas arah kebijakannya dan visinya jelas, ada target dan rencana aksi yang harus dibangun,” jelasnya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *